HMJ Bahasa Dan Sastra Arab (BSA) Fakultas Adab Dan Humaniora (FAH) UINAM sukseskan milad Jurusan yang ke 55 dengan gebrakan baru berupa Frasa Arabic Fest 2022. Dimulai dari pemotongan tumpeng oleh ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Arab, Muh. Saleh Syamsuri S,Ag. M,Pd.I sekaligus membuka acara Frasa Arabic Fest. Rabu, (23/11/2022).
Kegiatan milad tahun ini juga dirangkaikan dengan lomba yang diikuti oleh mahasiswa-mahasiswa bahasa Arab se-kota Makassar, dengan beberapa perlombaan seperti lomba syair arabic, qiroatul akhbar (baca berita), pidato arabic, dan kaligrafi kontemporer. Acara tersebut juga dimeriahkan dengan sharing session oleh alumni-alumni BSA dengan tema, "Kamu Nanya ? Bahasa Dan Sastra Arab Mau Jadi Apa?"
Sharing Session yang berlangsung pada Rabu 23, November 2022, di LT Kampus II UINAM, jln. H.M. Yasin Limpo tersebut telah menghadirkan tiga narasumber yang notabenenya adalah alumni Bahasa dan Sastra Arab seperti: Dr. Kamaluddin Abu Nawas M.Ag Angkatan 1986, (Wakil Rektor IV UINAM), Abdul Karim T S,S Angkatan 1999, (Koordinator Kabupaten Fasilitator KOTAKU) dan M. Fadlan L Nasurung S,Hum Angkatan 2010, (Stafa Ahli Rektor UINAM).
Dr. Kamaluddin Abu Nawas, selaku narasumber pertama, mengungkapkan bahwasanya mahasiswa BSA harus optimis dengan jurusannya sekarang, selain memperbaiki dalam hal kapasitasnya, mahasiswa BSA juga harus unggul dalam akademik dan juga harus unggul dalam hal skillnya, maka tidak ada alasan untuk tidak sukses, harus optimis dan harus menjadi prinsip untuk mahasiswa BSA.
"Selagi kapasitasnya mumpuni, pasti akan sukses kedepannya. Maka, yang perlu diperbaiki adalah kapasitas individu masing-masing setiap mahasiswa BSA." Pungkasnya dalam sharing session beberapa hari lalu.
Selain narasumber pertama, M. Fadlan sebagai narasumber kedua juga menyampaikan bahwa sebagai pembelajar sastra dalam hal ini mahasiswa BSA jangan merasa kurang percaya diri, tetapi justru harus percaya diri karena sekarang kita memasuki zaman perkembangan teknologi yang sangat pesat, zaman modern ini justru membuat orang-orang menjadi materialisme, dalam artian menjadi robot industrial yang hanya memikirkan material, perkejaan dan sebagainya.
Lanjutnya, Pelajar sastra atau mahasiswa BSA justru punya peluang besar kedepannya menjadi penggerak atau sebagai jiwanya untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan tatanan sosial, karena pelajar sastra adalah hakikatnya lebih melibatkan rasa dan karsa artinya ada unsur kejiwaan didalamnya.
Kemudian sebagai narasumber ke tiga Abdul Karim juga tak luput menyampaikan bahwa mahasiswa BSA dari dulu hingga sekarang atau biasa dikenal dengan istilah "out of the book's" kebanyakan mahasiswa BSA itu tidak sempit peluang kerja kedepannya, dari pengalaman selama ini justru kebanyakan yang memilih jalan keluar dari bidangnya, dikarenakan pelajaran sastra itu bebas dan fleksibel, bisa masuk setiap lini atau bidang berupa pemerintahan, perekonomian, perkantoran, industri dan lain-lain. Tanpa harus meninggalkan bidang bahasa dan sastra Arab.
Liputan: FLB
Editor: FLB