Ketua Jurusan BSA UIN Alauddin Makassar, Dr. Baso Pallawagau, Bahas Aksiologi Linguistik Arab dalam Merekonstruksi Pemahaman Keagamaan Kaum Jihadis pada Seminar Nasional

  • 05 Juni 2024
  • 07:01 WITA
  • Administrator
  • Berita

Gowa, 5 Juni 2024 – Dr. Baso Pallawagau, Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Arab (BSA) UIN Alauddin Makassar, menyampaikan presentasi mendalam tentang "Aksiologi Linguistik Arab dalam Merekonstruksi Pemahaman Keagamaan Kaum Jihadis" pada Seminar Nasional Bahasa Arab bertema "Al Qadhaya Al-Muashirah Fii Lughah Al-Arabiyah". Seminar ini diadakan secara hybrid di LT UIN Alauddin Makassar dan dihadiri oleh berbagai kalangan akademisi serta praktisi bahasa Arab.

Dalam presentasinya, Dr. Baso Pallawagau menekankan pentingnya studi aksiologi linguistik Arab dalam upaya merekonstruksi pemahaman keagamaan kaum jihadis. Menurutnya, gerakan-gerakan provokatif, ekstremis, dan radikalis masih sering muncul di tengah masyarakat Indonesia. Hal ini, jelas Dr. Baso, disebabkan oleh keterbatasan dalam memahami dan menerapkan ajaran agama Islam secara sempurna.

"Pemikiran yang terbatas dan penafsiran yang keliru terhadap ajaran agama seringkali menjadi akar permasalahan munculnya tindakan-tindakan radikal. Melalui pendekatan linguistik Arab, kita dapat mengidentifikasi dan memperbaiki penafsiran yang keliru ini," ungkap Dr. Baso.

Penelitian yang dipaparkan oleh Dr. Baso bertujuan untuk mengungkap peran dan manfaat bahasa Arab dalam merekonstruksi pandangan keagamaan kaum jihadis. Ia menjelaskan bahwa bahasa Arab, sebagai bahasa asli Al-Qur'an, memiliki kekayaan linguistik yang mampu memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan kontekstual terhadap teks-teks keagamaan. Dengan demikian, aksiologi linguistik Arab dapat berfungsi sebagai alat untuk mengarahkan kembali pemahaman keagamaan yang lebih moderat dan inklusif.

Seminar ini juga menjadi ajang diskusi yang aktif, di mana peserta dari berbagai latar belakang memberikan tanggapan dan pertanyaan yang konstruktif. Mereka mengapresiasi materi yang disampaikan oleh Dr. Baso karena memberikan perspektif baru dalam memahami isu-isu kontemporer yang berkaitan dengan ekstremisme dan radikalisme.

Dalam sambutannya, Dr. Baso Pallawagau menyampaikan harapannya agar penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dalam upaya mencegah penyebaran ideologi radikal melalui pendidikan dan pemahaman yang lebih baik terhadap bahasa dan ajaran agama Islam.

Seminar Nasional Bahasa Arab ini diharapkan dapat terus menjadi wadah untuk berbagi ilmu dan pengalaman, serta mendorong pengembangan kajian bahasa Arab di Indonesia. Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta masyarakat yang lebih harmonis dan memiliki pemahaman agama yang lebih komprehensif dan moderat.