Makassar — Dosen Bahasa dan Sastra Arab (BSA), Fak. Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. Afifuddin, Lc., M.Pd.I, menjadi pemateri utama dalam kegiatan Halaqah Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) yang mengangkat tema Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta di Pondok Pesantren. Kegiatan ini diselenggarakan di Hotel Traveller Phinisi, Sabtu, 27 Desember 2025.
Halaqah ini diikuti oleh para guru pesantren, pendidik madrasah, serta pengurus PERGUNU dari berbagai daerah. Kegiatan bertujuan memperkuat pemahaman dan praktik pendidikan yang menekankan nilai kasih sayang, kemanusiaan, dan moderasi beragama dalam sistem pembelajaran pesantren.
Dalam pemaparannya, Prof. Dr. H. Afifuddin menjelaskan bahwa Kurikulum Berbasis Cinta merupakan pendekatan pendidikan yang menempatkan cinta sebagai fondasi utama dalam proses belajar-mengajar. Menurutnya, cinta dalam konteks pendidikan tidak hanya bermakna afeksi, tetapi juga mencakup sikap empati, penghargaan terhadap perbedaan, tanggung jawab moral, dan keteladanan guru.
“Pesantren sejak awal lahir dengan spirit cinta—cinta kepada ilmu, guru, sesama, dan bangsa. Kurikulum berbasis cinta sejatinya adalah penguatan nilai-nilai luhur pesantren agar relevan dengan tantangan zaman,” ungkap Prof. Afifuddin.
Ia juga menekankan pentingnya peran guru sebagai model akhlak dalam implementasi kurikulum tersebut. Menurutnya, keberhasilan kurikulum tidak hanya ditentukan oleh dokumen dan perangkat ajar, tetapi oleh ketulusan dan kesadaran pendidik dalam menghadirkan suasana belajar yang humanis dan membebaskan.
Kegiatan halaqah berlangsung secara dialogis, ditandai dengan sesi diskusi dan tanya jawab yang aktif. Para peserta menyampaikan berbagai pengalaman serta tantangan penerapan nilai-nilai cinta dalam lingkungan pesantren yang beragam.
Pengurus PERGUNU menyampaikan apresiasi atas kesediaan Prof. Dr. H. Afifuddin berbagi gagasan dan praktik pendidikan. Halaqah ini diharapkan menjadi langkah konkret dalam memperkuat peran guru NU dalam membangun pendidikan pesantren yang ramah, berkarakter, dan berorientasi pada pembentukan insan berakhlakul karimah.

