Gurutta Fasih Selalu Dikenang

  • 07-11-2023
  • 05:18 WITA
  • Baso Pallawagau
  • Opini

A.G. Kiyai Fasih Mustafa, BA. akrab dikenal dengan sebutan nama Gurutta Fasih, biasa juga dipanggil Puang Paseh. Bagi masyarakat dan santri Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ad-Dary DDI Takkalasi Barru dan sekitarnya, nama ulama kharismatik Gurutta Fasih sangat familiar ditelinga karena kemasyhurannya. Sosok beliau tidak hanya dikenal di Sulawesi Selatan saja, bahkan juga di manca negara.

Mengenai kepribadiannya, Gurutta Fasih merupakan sosok ulama dengan sifat jujur, wara’, tawadu, santun dan tegas membuat siapa saja tidak akan lupa dengannya. Beliau selalu berbaik sangka pada orang lain dan lemah lembut dalam bertutur kata. Gurutta Fasih sangat gemar dan konsisten dalam mengajar, tepat waktu mengisi jam pelajaran di kelas, pengajian di masjid Pesantren dan masjid Ta’awun yang merupakan salah satu masjid besar di Takkalasi Barru. Selain itu, beliau juga rutin setiap hari mengajarkan kaidah Bahasa Arab di rumah. Sore hari setelah shalat ashar beliau mengajar khusus santriwati, dan malam hari setelah shalat isya, beliau mengajar santri laki-laki dari berbagai jenjang. Hal ini beliau warisi dari guru beliau dan guru kita semua A. G. Kiyai Haji Abdurrahman Ambo Dalle pendiri Darud Dakwah Wal-Irsyad (DDI) salah satu organisasi massa Islam di Sulawesi-Selatan yang bergerak di bidang pendidikan, dakwah dan sosial telah membawa gerakan pendidikan Islam.

Puang Paseh merupakan salah satu ulama yang dihormati oleh para jemaah dan santrinya. Ketegasan beliau dalam memimpin pesantren membuat ia disegani dan dihormati. Bahkan suara motor Satria Baja Hitam beliau membuat para santri tertunduk dan terdiam. Selain menjadi guru kelas, guru spiritual dan panutan, ia juga sering pula dimintai pendapatnya mengenai hal-ihwal keagamaan maupun problematika kemasyarakatan. Konsistensi yang dikagumi oleh para santri dan masyarakat Gurutta Fasih, sering mengajarkan tauhid dan tasawuf, ia menekankan betapa pentingnya membersihkan hati, tampil sebagai tokoh rendah hati yang tulus. Ia juga konsisten di jalur agama, tidak mau ikut dalam permainan politik, seperti mendukung politisi tertentu dalam pemilu.

Puang Paseh juga dikenal dengan sebutan Kiai Nyentrik dalam artian membela kebenaran dengan jalan damai. Beliau anti kekerasan, dimana beliau tidak pernah menghukum santri dengan kekerasan fisik ataupun kata-kata. Kalaupun marah atau jengkel, ia hanya diam dan tidak menyalami santri setelah shalat. Dan ini hukuman terberat yang pernah saya alami dibandingkan hukuman fisik. Ia selalu mendukung kebijakan pemerintah untuk kemaslahatan ummat dalam merawat persatuan dan kesatuan. Selain mengajar dan berdakwah, beliau juga hobby sepak bola. Bahkan ketika muda, ia termasuk pemain bola yang pernah meletuskan bola dengan tendangan dahsyatnya. Ia juga aktif menjadi pendukung salah satu klub sepak bola Italia yaitu Parma.

Puang Paseh sangat dicintai oleh santri dan masyarakat di Takkalasi Kabupaten Barru Sulawesi Selatan. Hal itu terlihat jelas saat kepergian beliau ke rahmatullah. Pada hari itu, langit pun ikut bersedih mengantar kepergian ulama kharismatik tersebut. Meski demikian, hal ini tidak menjadi penghalang bagi masyarakat dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan dengan iring-iringan kendaraan bermotor ikut larut dalam pengantaran sosok ulama kharismatik ini ke perisitirahatan terakhirnya.

Kepergian Gurutta Fasih tentunya menyisakan duka mendalam bagi masyarakat muslim nusantara, khususnya Sulawesi Selatan yang merasa kehilangan sosok ulama yang wara’ dan tawaddhu seperti beliau. Namun setiap ajaran yang telah beliau wariskan, insya Allah akan membuatnya selalu dikenang.