<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Latar Belakang
Dalam mengkaji unsur sosial
sebuah cerita, tentu akan selalu berhubungan dengan segala macam ilmu sosial.
Fenomena sosial menjadi salah satunya merupakan kajian yang menarik dalam
menganalisis kehidupan sosial dalam cerita. Berbeda dengan nilai-nilai sosial,
fenomena sosial ini memiliki kajian yang lebih mendalam tentang berbagai
peristiwa sosial.
Dalam analisis fenomena sosial, sangat erat kaitannya dengan
pendekatan sosiologi sastra. Sosiologi sendiri secara umum adalah bidang ilmiah
yang meneliti pengetahuan tentang manusia dan perilakunya, karena perilaku pada
awalnya dipengaruhi oleh ilmu alam yang menentukan posisi kontrol dalam subjek
ilmiah dan menggunakan metode eksperimental yang memungkinkan pencapaian dalam
studi fenomena sosial dan manusia.
Munurut Rene Wellek dan Austin Warren dalam bukunya Theory of
Literature, mereka mengatakan bahwa dalam sastra, ada tiga jenis sosiologi
sastra: sosiologi pengarang, sosiologi karya sastra, dan sosiologi pembaca dan
pengaruh kolektif karya sastra.
Dalam penelitian ini, pendekatan sosial yang peneliti gunakan dalam
menganalisis (fenomena dimensi sosial dalam cerita “Kekayaan Bawah Tanah” karya
Yacoub Al-Sharouni) adalah pendekatan sosiologi karya sastra. Menurut pendapat
Wellek dan Warren, karena fokus perhatian pendekatan ini adalah pada isi karya
sastra serta tujuan dan hal-hal lain yang terdapat dalam karya sastra itu
sendiri dan berkaitan dengan permasalahan sosial, maka penelitian ini dibatasi
pada pendekatan sosiologi karya sastra.
Fenomena sosial yang terdapat
dalam sosiologi sastra dapat diartikan sebagai peristiwa atau gejala sosial
yang terjadi di lingkungan sekitar. Peristiwa atau gejala tersebut dapat kita
amati setiap hari. Fenomena sosial terjadi karena adanya masalah sosial dan
perubahan sosial di lingkungan sekitarnya. Kalaupun fenomena ini membahas
kehidupan sosial, belum lengkap rasanya jika tidak membicarakan perubahan dan
kesakitan bentuk sosial.
Soerjono Soekanto (2012 : 319) berpendapat bahwa permasalahan
sosial muncul sebagai akibat dari perkembangan masyarakat, perubahan sosial,
dan dinamika sosial, kesadaran, dan ketidakmampuan individu dalam beradaptasi
terhadap perubahan sosial yang terjadi. Permasalahan sosial juga dapat terjadi
sebagai akibat dari proses interaksi sosial. Soekanto (2012:319) juga
mengidentifikasi sembilan permasalahan penting, yaitu: (1) Kemiskinan
(2) Kejahatan (3) Disorganisasi keluarga (4)
Permasalahan generasi muda (5) Perang (6) Pelanggaran
aturan masyarakat (7) Masalah kependudukan (8) Birokrasi (9) Masalah lingkungan
hidup.
Berdasarkan diuraikan di atas, maka cerita berjudul “Kekayaan Bawah
Tanah” karya Yacoub Al-Sharouni dari Green Library, merupakan cerita yang dapat
memberikan pembelajaran yang baik, yaitu tentang perjuangan tokoh utama yang
berprofesi sebagai bendahara. sebuah kerajaan yang berjuang untuk mendapatkan
kembali reputasi baiknya karena orang-orang telah memfitnahnya. . Cerita
tersebut mengandung nilai sosial yang tinggi, sehingga peneliti ingin mengkaji
fenomena dimensi sosial dalam cerita “Kekayaan Bawah Tanah” karya Yaqab
Al-Sharouni, dengan membatasi penelitian pada fenomena dimensi sosial
berdasarkan suatu masalah sosial menggunakan pendekatan sosiologi sastra yang
mengkaji beberapa aspek sosial seperti aspek budaya, politik, ekonomi, pendidikan,
agama dan lain-lain.
<!--[if !supportLists]-->2.
<!--[endif]--> Rumusan Masalah
<!--[if !supportLists]-->1)
<!--[endif]-->Apa Fenomena Masalah Sosial dalam cerita "Kekayaan Bawah
Tanah" Karya Yacoub Al-Sharouni?
<!--[if !supportLists]-->2)
<!--[endif]-->Apa Aspek Sosial dalam cerita "Kekayaan Bawah Tanah"
Karya Yacoub Al-Sharouni?
<!--[if !supportLists]-->3.
<!--[endif]-->Metode Penelitian
1). Jenis
Penelitian
Dalam skripsi ini
digunakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian dengan cara memperoleh data
secara langsung dari sumber tertulis. Fokusnya pada studi referensi
perpustakaan, dan studi pustaka yang mengandalkan data dari buku-buku ilmiah
atau literatur ilmiah lainnya di perpustakaan.
2). Sumber
Data
<!--[if !supportLists]-->1.
<!--[endif]-->Sumber Primer
data primer penelitian
adalah cerita “Kekayaan Bawah Tanah”
karya Ya’qub Sharouni.
<!--[if !supportLists]-->2.
<!--[endif]-->Sumber Sekunder
buku-buku atau literatur
lain yang berkaitan dengan judul penelitia. Dan mengutipnya secara langsung
atau tidak langsung.
3). Metode
Pengumpulan Data
<!--[if !supportLists]-->1.
<!--[endif]-->Peneliti membaca cerita “Kekayaan Bawah Tanah” karya Yacoub
Al-Sharouni sampai akhir dan mencoba memahami isi cerita secara umum.
<!--[if !supportLists]-->2.
<!--[endif]-->Pemberian simbol pada setiap item berkaitan dengan fenomena dimensi
sosial dalam cerita.
<!--[if !supportLists]-->3.
<!--[endif]-->Data yang terpilih kemudian dicatat pada kertas yang telah
disediakan sehingga dapat dianalisis sesuai metode dan teori yang dipilih.
4).
Metode Analisis Data
<!--[if !supportLists]-->1.
<!--[endif]-->Reduksi data adalah proses memilih, memfokuskan, menyederhanakan,
memisahkan dan mentransformasikan data yang berkaitan dengan topik penelitian.
Reduksi data dalam cerita “Kekayaan Bawah Tanah” karya Yaqoub Al-Sharouni adalah merangkum dan memilih hal-hal pokok
serta memusatkan perhatian pada hal-hal penting yang berkaitan dengan fenomena
dimensi sosial.
<!--[if !supportLists]-->2.
<!--[endif]-->Menampilkan data merupakan salah satu tahapan analisis data
kualitatif. Setelah mereduksi data, langkah selanjutnya adalah menampilkan
data.Pada penelitian kualitatif deskriptif, data dapat disajikan dalam bentuk
uraian singkat, diagram, dan hubungan antar kategori.Tujuan menampilkan data
adalah untuk memudahkan pemahaman tentang apa yang terjadi. dan merencanakan pekerjaan
selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.
<!--[if !supportLists]-->3.
<!--[endif]-->Verifikasi adalah kesimpulan yang dapat diambil selama penelitian.
Setelah mengolah dan menyajikan data, pada tahap selanjutnya peneliti menarik
kesimpulan yang diharapkan mampu menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan
dari awal.
4 Hasil Penelitian
- Fenomena
sosial dalam cerita "Kekayaan Bawah Tanah" karya Yacoub
Al-Sharouni.
Pada penelitian ini,
peneliti menggunakan teori wellek dan warren yaitu analisis fenomena masalah
sosial dalam cerita "Kekayaan Bawah Tanah" Karya Yacoub Al-Sharouni,
dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra yang dipadukan dengan teori
soerjono soekanto. Dalam rumusan masalah pertama ini, peneliti menemukan enam
masalah sosial dalam cerita kekayaan bawah tanah karya yacoub Al-Sharouni. 6
masalah tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh soekanto bahwa terdapat
sembilan masalah sosial yang penting dalam masyarakat. Namun dalam penelitian
ini, peneliti hanya menemukan enam masalah sosial dalam cerita kekayaan bawah
tanah yaitu :
<!--[if !supportLists]-->1.
<!--[endif]-->Kemiskinana
Dalam cerita
"Kekayaan Bawah Tanah" Kemiskinan terjadi pada masyarakat di beberapa
daerah dan sempat dialami juga oleh Al khadrawi. Berikut berbagai kutipan dan
penjelasannya.
"Ketika aku bekerja sebagai bendahara kas negara, aku menjadi sosok yang
paling banyak mengetahui tentang keadaan orang-orang, maka aku pun menyampaikan
apa yang ada dalam pikiranku, "Rakyat miskin sedangkan para pedagang
menyembunyikan harta mereka!", ujarku."(Al-Sharouni h. 1)
Pada kutipan di atas,
mengambarkan masalah sosial berupa kemiskinan yang di alami oleh masyarakat
Baghdad. Hal tersebut di akui lamgsung oleh Al khadrawiy selaku bendahara kas
negara yang mengetahui banyak tentang kehidupan sebenarnya dari berbagai masyarakat.
"Sekeping dinar yang kumiliki sudah habis, aku tidak bisa membeli
makanan atau menemukan tempat yang aman untuk bermalam".(Al-Sharouni
h. 7)
Pada kutipan di atas
menggabarkan masalah kemiskinan yang di alami oleh Al khadrawiy. Saat dirinya
harus disita seluruh harta dan rumahnya sehingga harus melarikan diri ke
Damaskus dan kehabisan dinar untuk membeli makan dan tempat tinggal.
"Aku memperhatikan mereka. Mereka semua memakai pakaian yang kasar,
menunjukkan mereka dalam keadaan miskin. Rambut dan jenggot mereka semua juga
acak-acakan, tidak disisir".(Al-Sharouni h. 10).
Pada kutipan di atas,
menggambarkan masalah kemiskinan yang terjadi pada orang-orang yang menjadi
penerima nafkah dari Syaikh Abdul Mu'min. Dalam pandangan Al khadrawi dari cara
mereka berpakaian dan rambut yang acak-acakan menunjukan mereka seperti orang
miskin.
<!--[if !supportLists]-->2.
<!--[endif]-->Kejahatan
Dalam cerita "
banyak terjadi masalah kejahatan seperti fitnah, penghinaan bahkan kekerasan
yang dilakukan oleh beberapa orang terhadap bendahara khas negara. Yaitu Al
khadrawi maupun Ad dinariy. Berikut beberapa kutipan dan penjelasannya.
"Mereka berkata, “Sesungguhnya Abdul Munsif Al-Khodrowiy lah yang
menghambur-hamburkan kas negara dengan alasan bersedekah kepada orang-orang
miskin!”.(Al-Sharouni h. 2)
"Aku mengunjungi sahabatku
diam-diam. Aku berkonsultasi dengannya tentang kabar rencana kejahatan
terhadapku yang telah sampai padanya. Ia pun bergegas menutup pintu rumahnya
dan memperingatkanku dengan keras, "Kamu harus cepat-cepat lari, Khodrowiy!
Sultan sudah mengeluarkan perintah untuk menyita harta-hartamu!"
"Para prajurit sekarang menyita
rumahmu sebagai ganti kas negara."(Al-Sharouni h. 4)
Pada dua kutipan cerita
di atas, menggambarkan masalah kekerasan berupa pemfitnahan yang diterima Al
khadrawi dari para pedagang dan menteri yang menuduhnya telah mencuri kas
negara dan membuat semua harta dan rumahnya harus disita.
"Heh lu dengerin kita gak??!", pria lain mengagetkanku dengan
pertanyannya. Kemudian ia berpaling dariku dan berkata pada yang lain,
"Dia bisu kali", ujarnya dengan nada merendahkan, "Atau takut
kahi sama kitee hahaa!", tambahnya sambil tertawa terbaha-bahak".(Al-Sharouni
h 19)
Pada kutipan di atas,
menggambarkan masalah kejahatan berupa penghinaan yang di lakukan oleh beberapa
pemuda laki-laki terhadap Al khadrawiy dengan mengatakan "Dia bisu
kha" dengan nada yang merendahkan kepada Al khadrawiy hanya karena Al
khadraeiy tidak menanggapi pembicaraan mereka karena Al khadrawi terlalu lelah.
"Telah sampai padaku, bahwa engkau telah menyembunyikan jumlah yang
besar dari kas negara di sebuah tempat rahasia!"(Al-Sharouni h. 30)
Pada kutipan di atas
juga menggambarkan kejahatan berupa pengfitnaan yang di lakukan sultan dan
orang-orang yang hasad kepada Ad dinariy dan berujung kepada penyekapan dan
penyitaan seluruh harta Ad dinariy.
"Dalam keadaan seperti ini, biasanya mereka akan mengikat batu yang
berat di kedua kaki korban, kemudian mereka melemparkannya diam-diam ke sungai
Tigris, dan mereka yakin bahwa ikan akan menghapus jejaknya beberapa hari
kemudian. Di malam hari aku melaporkan kepada sang menteri, bahwa tugas telah
terlaksana".(Al-Sharouni h. 32)
Pada kutipan cerita di
atas, mengambarkan tindakan kejahatan berupa kekerasan yang di lakukan oleh orang-orang
hasad terhadap Ad dinariy yang tidak bersalah. Meskipun tindakan tersebut tidak
di lakukan oleh Syaikh Abdul Mu'min karena kasihan kepada Ad dinari, kutipan di
atas dapat mencerminkan tindakan kekerasan yang di lakukan oleh orang-orang di
Baghdad kepada orang yang dizhalimi.
<!--[if !supportLists]-->3.
<!--[endif]-->Disorganisasi Keluarga
Disorganisasi keluarga
yang terdapat pada cerita "Kekayaan Bawah Tanah" terjadi pada
keluarga Al khadrawiy yang harus terpisah dengan anak dan permpuan dan istrinya
karena pemgusiran yang di lakukan para mentri dari rumah mereka. Berikut adalah
kutipan dan penjelasannya.
"Sungguh tidak mungkin aku dapat menghubungi istriku tercinta, Yasmin,
atau putriku tersayang. Basmah, untuk mengucapkan selamat tinggal.. Jika aku
melakukannya, pasti aku langsung berada diantara cakar-cakar para menteri
Sultan dan anak buah mereka".
"Tapi dimana aku bisa menemukan istri dan anakku? Sedangkan aku tau,
berdasarkan pengalamanku dari kejadian serupa, bahwa "para pencari
harta" telah mengusir mereka berdua dari rumahku, setelah mereka menyita
seluruh yang ada didalamnya dan menguasainya?".(Al-Sharouni h. 5).
Pada kutipan cerita di
atas, menggambarkan masalah sosial berupa Disorganisasi Keluarga yang terjadi
pada keluarga Al khadrawiy yang terpaksa harus terpisah dengan istri dan anak
perempuannya, karena istri dan anak oerempuannya sudah terlanjur di usir dari
rumah mereka, dan Al khadrawiy yang saat itu tidak berada di rumah karena
dirinya harus terlebih dahulu melarikan diri. Sehingga mereka tetpisah dan
tidak saling mengetahui kabar.
<!--[if !supportLists]-->4.
<!--[endif]-->Peparangan
Masalah peperangan yang
terjadi pada cerita "Kekayaan Bawah Tanah" yaitu peperangan antara Al
khadrawiy yang melawan fitnahan dari para pedagang dan mentri untuk
menghancurkan nama baiknya si depan Sultan. Berikut kutipannya.
"Semenjak aku mengungkap fakta ini di hadapan Sultan, mereka mengusirku.
Kalian bayangkan, aku telah memprovokasi Sultan untuk berhadapan dengan para
pedagang, Apa yang aku katakan artinya mendeklarasikan peperangan terhadap
mereka, sedangkan mereka adalah sahabat-sahabat terdekat para menteri. Bahkan
mereka menyangka bahwa ucapanku adalah isyarat bahwa para menteri mengambil
manfaat dari harta simpananmereka! Peperangan terhadapku pun dimulai!".(Al-Sharouni
h. 2)
Pada kutipan cerita di
atas, menggambarkan masalah sosial berpa peperangan yang terjadi antara Al
khadrawiy melawan fitnaan para pedagang dan mentri. Karena sebuah uangkapan
fakta yang di laporkan Al khadrawiy tentang kecurangan para pedagang, dia
justru mendapan fitnaan dari para padagang dan fitnaat tersebutpun di bantu
olah para mentri yang ternyata bekerja sama dengan para pedagang untuk mencari
keuntungan. Sehingga pembelaan terhadap dirinya tidak dapat di percaya oleh
sultan karena sultan sendiri lebih mempercayai para mentri. Akhirnya Al
khadrawiy harus kalah dalam perangnya yang ingin menunjukan kebenaran.
<!--[if !supportLists]-->5.
<!--[endif]-->Pelanggaran Aturan Masyarakat
Pada cerita
"Kekayaan Bawah Tanah, masalah sosial berupa Pelanggaran aturan
masyarakat, banyak di gambarkan dalam beberapa kutipan cerita. Namun, peneliti
hanya ingin membahas satu contoh yang paling menonjol dari masalah Pelanggaran
aturan masyarakat yaitu penyalah gunaan kekuasaan. Berikut kutipan dan
penjelasaannya.
"Terkadang ia juga memberiku beberapa tugas yang aku tidak ridhoi. Saat
itu ia menutup kedua matanya dari buruknya perbuatan itu dan ia membiarkanku
tetap bertugas dengan baik supaya aku dapat mencegah kedzoliman yang fatal
kepada sebagian orang".
"Satu-satunya syarat dari
menteri Nu'man adalah perbuatan ini hanya boleh diketahui oleh kita berdua,
tidak boleh ada orang ketiga yang mengetahui!"
"Ia selalu mengulangi
bisikkannya padaku, "Kamu sendiri akan mengetahui akibat dari pekhianatan
sekecil apapun. Saya tidak meminta apapun darimu kecuali taat yang
mutlak!".(Al-Sharauni h
26)
Pada beberapa kutipan di
atas, merupakan gambaran masalah Palanggaran aturan masyarakat berupa
penyalahgunaan kekuasaan yang di lakukan oleh mentri Nu'man demi mendapatkan
apa yang dia inginkan. Sebagai seorang mentri, Nu'man selalu menjadi kepercayaan
sultan dan dia selalu menghasud sultan untuk mempercayai setiap perkataannya.
Dan dari situlah mentri Nu'man mulai memanfaatkan setiap orang yang bekerja
sebagai bendahara kas negara akan selalu di fitnah telah mencuri kas negara dan
hal tersebut akan di dukung oleh beberapa pedagang sehingga fitnaannya semakin
di percaya dan hal tersebutlah yang telah terjadi pada bendahara Al khadrawiy
dan Ad dinariy.
<!--[if !supportLists]-->6.
<!--[endif]-->Masalah Lingkungan
Pada cerita
"Kekayaan Bawah Tanah", terdapat beberapa masalah lingkungan yang
terjadi yaitu masalah lingkungan berupa pencemaran sungai Tigris di Baghdad dan
masalah lingkungan berupa situasi yang tidak aman bagi Al khadrawiy saat berada
di Baghdad. Berikut adalah kutipan dan penjelasannya.
"Mereka benar-benar mengusirku! Aku meninggalkan Baghdad untuk melarikan
diri dari Sultan dan orang-orang yang memanfaatkan keberadaan mereka di
sekitarnya".(Al-Sharaouni h 1)
Pada kutipan di atas,
menggambarkan masalah lingkungan yang sudah tidak aman bagi Al khadrawiy.
Keberadaannya di Baghdad dan lingkungan kerajaan menjadi ancaman baginya.
Fitnaan yang di lakukan oleh para mentri dan pedagang membuatnya akan di
tangkap sehingga Al khadrawiy harus melarikan diri sementara waktu ke daerah
lain sampai orang-orang di Baghdad menemukan kebenaran tentang dia.
"Dalam keadaan seperti ini, biasanya mereka akan mengikat batu yang
berat di kedua kaki korban, kemudian mereka melemparkannya diam-diam ke sungai
Tigris, dan mereka yakin bahwa ikan akan menghapus jejaknya beberapa hari
kemudian. Di malam hari aku melaporkan kepada sang menteri, bahwa tugas telah
terlaksana".(Al-Sharouni h 32)
Pada kutipan cerita di
atas, merupakan gambaran masalah lingkungan berupa mencemaran sungai Tigris di
Baghdad karena adanya kebiasaan buruk dari orang-orang yang di tugaskan oleh
mentri Nu'man untuk membuang orang-orang yang di dzhalimi olehnya. Pembuangan
manusia secara brutal, tidak hanya merupakan tindakan kriminal tapi juga dapan
menjadi mencemaran tersendiri bagi sungai Tigris. Apa lagi jika hal tersebut
dilakukan terus menerus, tentu dapat mencemari kebersihan air sungai.
<!--[if !supportLists]-->B.
<!--[endif]-->Aspek Sosial dalam cerita
"Kekayaan Bawah Tanah" Karya Yacoub Al- Sharaouni
Pada penelitian ini,
peneliti menggunakan teori wellek dan warren yaitu analisis aspek sosial dalam
cerita "Kekayaan Bawah Tanah", dengan menggunakan pendekatan
sosiologi sastra dari wellek dan warren yang menyatakan bahwa analisis
sosiologi sastra dapat di analisis dalam berbagai aspek sosial. Dalam
penelitian ini, peneliti menemukan empat aspek sosial yang terkandung dalam
cerita " Kekayaan Bawah Tanah" Yaitu :
<!--[if !supportLists]-->1.
<!--[endif]-->Aspek Kebudayaan
Definisi Kebudayaan
menurut Taylor yaitu memandang
kebudayaan sebagai suatu sistem terpadu yang mencakup pengetahuan, seni, hukum,
adat istiadat dan tradisi, moral, dan hal-hal lain yang diperoleh seseorang
sebagai anggota masyarakat.
Aspek budaya yang
terdapat pada cerita "Kekayaan Bawah Tanah", berikut adalah
kutipannya.
"Sahabatku memberiku sekantong dinar, supaya dapat membantukku
menghadapi hal yang tak aku ketahui. Aku menyelinap melalui pintu belakang
rumahnya yang diliputi dengan gelapnya malam. Aku memakai pakaian budak dan
menutup wajahku sampai tak memicu kecurigaan. Oleh karenanya, anak buah menteri
tak akan akan mengikutiku".(Al-Sharouni h. 5)
Pada kutipan cerita di
atas, gambaran aspek kedudayaan adalah cara berpakayan. Dalam cerita, seseorang
dapat dinilai jabatannya dari cara mereka berpakayan. Orang yang memiliki
kedudukan tinggi seperti mentri, sultan atau yang bekerja dalam lingkungan
istana, akan beda pakayannya dengan dmseorang budak.
"Di bagian bawah pintu, terdapat celah yang memiliki pintu kecil untuk
masuk bagi orang-orang yang datang. Sedangkan pintu besar tidak akan mereka
buka kecuali untuk menyambut tamu agung. Mereka akan membukakan jalan hingga ke
halaman yang berada di tengah istana, agar sang tamu masuk sambil mengendarai kuda
atau baghalnya".(Al-Sharouni h. 12)
Pada kutipan cerita di
atas, gambaran asoek kwbudayaan juga terlihat pintu istana yang di desain
dengan dua bagian pintu yang dapat di buka. Dalam cerita, pintu istana yang
berukuran sedang adalah jalan masuk bagi orang-orang biasa sedangkan pintu yang
berukuran besar, hanya akan di buka untuk menyambut tamu agung yang biasa masuk
dengan kuda mereka.
<!--[if !supportLists]-->2.
<!--[endif]-->Aspek Politik
Para ahli telah
mendefenisikan kata politik diantaranya bahwa politik ialah seni dan ilmu untuk
meraih keuasaan secara kontitusional atau nonkonstitusional. politik ialah
usaha yang ditempuh masyarakat untuk meraih kebaikan Bersama.
Aspek politik yang
terdapat dalam cerita "Kekayaan Bawah Tanah, yaitu terjadi pada penguasaan
sultan di Baghdad. Berikut adalah kutipan dan penjelasannya.
"Sultan memerintahkan, "Ambil dari setiap laki-laki 1 dinar dan
dari setiap wanita 1/2 dinar!"(Al-Sharouni h. 1)
Pada kutipan cerita di
atas, menggambarkan aspek politik yang terlihat pada sebuah perintah dari
kekuasaan sultan terhadap masyarakat untuk mengambil 1 dinar pada setiap
laki-laki, dan ½ dinar pada setiap perempuan.
<!--[if !supportLists]-->3.
<!--[endif]-->Aspek Ekonomi
Aspek Ekonomi dapat berkaitan dengan Pembangunan ekonomi yaitu
merupakan peningkatan standar hidup, peningkatan harga diri, kebebasan dari
penindasan dan memberikan pilihan yang lebih besar kepada masyarakat.
Aspek ekonomi pada
cerita "Kekayaan Bawah Tanah", terdapat pada perubahan ekonomi yang
terjadi pada Syaik Abdul Mu'min karena harta yang di dapatkannya. Betikut
kutipan dan penjelasannya.
"Aku pun bergegas menjual semua yang kumiliki, dan aku menyewa rombongan
untuk menyimpan hartaku di atas tunggangan, dan aku bersembunyi diantara
orang-orang yang ku bawa bersamaku, dan diantara barang-barang bawaanku dari
rumah di pinggiran. Aku pun tiba di Damaskus".(Al-Sharouni h. 41)
"Ketika aku datang ke Damaskus dengan semua hartaku, aku membeli istana
ini untuk menjamu lima orang yang kelaparan setiap malamnya. Beberapa pekan
yang lalu, Nyonya ini tiba di Damasukus bersama putrinya. Sangat jelas bahwa ia
berasal dari keluarga mulia yang memiliki kedudukan, akan tetapi keadaan
memaksanya untuk berpindah kesini tanpa ada yang menanggung hidupnya".(Al-Sharouni
h. 42)
Pada kutipan cerita di
atas, menggambarkan aspek ekonomi yang terjadi pada Syaik Abdul Mu'min. Dalam
cerita syaikh Abdul Mu'imn mendapatkan warisan harta yang sangan bayak dari Ad
dinariy karena telah menyelamatkan hidupmya. Sehingga dari harta itulah yang
mengubah Syaikh abdul Mu'min dari pekerjaannya sebagai sekretatis mentri
menjadi sultan yang memiliki istana sendiri.
<!--[if !supportLists]-->4.
<!--[endif]-->Aspek Religi
Aspek religi yang
dinarasikan dalam sebuah cerita dapat dijumpai dalam bentuk pemilihan diksi
yang bisa dikonotasikan sebagai istilah dalam agama atau ajaran- ajaran yang
berkaitan dengan nilai seperti kutipan berikut.
"Aku pergi ke salah satu masjid. Selepas shalat Isya aku memilih pojok
yang jauh untuk duduk. Aku merasa sangat-sangat lelah. Tidak diragukan lagi itu
terlihat sangat jelas di raut wajahku dan mendekatlah seorang Syaikh yang mulia
lagi beribawa yang tengah bersiap-siap untuk meninggalkan masjid".(Al-Sharouni
h. 7)
Pada kuripan cerita di
atas, menggambarkan aspek religi yaitu pada uangkapan shalat isya yang
telah dilaksanakan Al khadrawi. Pada
cerita, Al khadrawi yang kelelahan dan sdh kehabisan dinar untuk membeli
makanan, mampir ke salah satu masjid dan tatap melaksanakan kewajibannya
sebagai orang islam.
"Mungkin diantara kalian ada yang bertanya-tanya sebab undangan makan
malamku untuk lima orang setiap hari. Sebabnya sederhana, aku hanya
menginginkan ridho Allah, dan aku juga senang mendengar kisah".(Al-Sharouni
h. 18)
Pada kutipan cerita di
atas, gambaran aspek religi yang terdapat dalam cerita yaitu pada ucapan Syaikh
Abdul Mu'min menyenal keinginannya mendapatkan ridha Allah. Dalam cerita,
Syaikh Abdul Mu'min adalah orang yang dermawan dan sering memberi nafkah kepada
orang miskin hal tersebut dia lakukan karena ingin mencari ridha Allah. Dalam
islam, ridha Allah berarti mempercayai bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam
kehidupan adalah kebaikan dari Allah.
"Contoh... apakah kalian punya kisah tentang seseorang yang didzolimi
karena upayanya berbuat baik untuk orang-orang faqir dan miskin?".(Al-Sharouni
h. 20)
Pada kutipan cerita di
atas, gambaran aspek religi terlihat pada kutipan kata dzhalimi. Dalam cerita,
Syaikh Abdul Mu'min memberi peranyaan kepada tamunya yang sebenarnya pertanyaan
tersebut untuk menyinggung Al khadrawiy yang sebenarnya sedang terdhzalimi saat
itu. Dalam islam perilaku dzhalim adalah perilaku yang terlarang dan di anggap
dosa dalam agama.
"Saat aku telah pergi menemui Rabbku, pergilah ke pinggiran sana, dan
cobalah bersiasat menyewa rumah itu. Di ruangan terkecilnya, dan itu adalah
satu-satunya ruangan yang tak ada jendela, gali lah di sebelah dinding bagian
timur. Itu adalah bagian yang jauh dari jalan, sehingga orang-orang tak akan
mendengar suaramu saat menggali. Setelah kedalamannya setinggi badan manusia,
kamu akan menemukan peti dari besi, itu karena aku mengantisipasi
kejadian-kejadian yang mungkin saja terjadi. Didalamnya, aku mengumpulkan
jumlah harta yang banyak yang merupakan warisan ayahku, dan ayahku mendapatkan
warisan itu dari kakek-kakeknya.", tambah Ad-Dinariy"(Al-Sharouni
h. 34)
Pada kutipan cerita di atas, gambaran aspek religi juga terlihat pada uangkapan Ad dinariy bahwa "Saat aku telah pergi menemui Robbku" dalam cerita, Ad dinariy tahu bahwa penyakit yang dideritanya tidak akan sembuh dan diapun akan segera wafat dan kembali bertemu Allah swt dan sebelum kematianya Ad dinariy mewasiatkan semua harta yang dimilikinya untuk dia berikan kepada Syaik Adbul Mu'min sebagai tenta derimakasihnya yang telah merawatnya.
DAFTAR PUSTAKA
<!--[if !supportLists]-->1.
<!--[endif]-->DAFTAR PUSTAKA BERBAHASA ARAB
?????? ???? ????? ??????
????? ?????? ?????? 1990.
?????
???? ??? ?????? ???? ???? ???? ????????? ?????? ???????? ???????? ?????
?????? 2011? ??? ???????.
????
?????? ????? ?????: ???? ??????. ?????: ????????? 1999.
?????
????? ?????
?????? ???????:
??????? ????????? 2012.
???????
?. ???? ??? ???????? ????? ?????? ???? ????? ??? ???????? : ????? ????
?? ????? 2006.
????????
???? ????? ?????? ????????? ???????? (?????? ??????? 2010? ????? ???????
: 30 ???? 2016.
????????
???? ????? ?????? ????????? ???????? (?????? ??????? 2014? ??? ????
????? ????????? 2004.
???????
????? ?????????????? ??? ????? ?????? ????? ?????? ?????? ??????
??????.23.?????.4 ?????.
????? ???? ???? ????
???? ?????? ??????????? ?????? 2009.
?????? ????? ???
???????????? ?? ????????? ????????? ????-??????? 2017.
????????
???? ???? ???? ????? "??? ?????? ????? ?? ????? ???????? ( ?????
?????????? ????????)"? ???? ????? ???? ?????? ?????????? ?????? 27?
????? 3: 2019.
??????? ???? ????????
????? ??????? ????? ????? ????? ?????????? ?? ????? ?????? ????? ???? ?????
??? ???? ???????? 1? ??? ?????? ???????? 2010.
????????
???? ???? ???? ??? ?????. ???????? ??????????. ?????? ??????? ??????:
??? ???? ?????? 2012 ?.
???????
??????? ???? ???????? ????
??? ????? ????????’????? ?????? 2009.
?????
???? ????? ??????? ?????????? ?? ??????? ???? ????? ???? ??????
?????????? ?????? 27? ????? 6 : 2019.
???????
???? ?????? ???? ???????? ?????????? ????? ????? ??????? ?? ????? ???
????????.
?????
????? ??????? ?????????? (????????? 1999.
??????
?????? ??????? ??? ????? ??????? ?? ??????? ?????? ???????-??????? 2015.
??????
????. ?? ????? ?????. ????? : ??????? ?????? ???????? ??????. 1993.
???????????
? ????? ?????? ?? ??? ????????? ??? ??????? ??????? ???????? 1998.
????? ????? ??????
?????????? ?????? ??????? ??????? 2022.
???
????? ?????? ?????????? ???????? ?? ???? ??? ????????? ????????? ?????
??????.
?????
?????? ????? ?????? ??????? 2002.
????? ????? ????????
??????????? ??? ??????? 2020.
???
?????? ????????? 2019.
??????? ??????? ???
?????? ????? (???? ?????? ???????.
??????
??????? ???? ???? ???? ?????? ?????? ?? ????? ??????? ??? ???????
?????????? 2014.
????
??? ???? ???? ??? ???????? ??????????? ??? ?????? ????? ????????? ??????
??????? ?????? 2005.
????????? ???? ??
????? ?? ?????? ??????? ????? ?????? 2010.
????????
???? ???? ??? ????? ??????? "???? ???? ??????:????? ????? ???????
???????? ????? ?????? ???? ??????? ????????? ???????? ??????? 2022.
?????
???? ????? ?????? ???????? ????? ???????? ??????. https://www.alhurra.com/different-angel/2022/06/12.
???????
????? ?????
????? ????? ???????? ?????? 2020.
?????
???????? ???? ??? ?????? ????? ??? ????? ???? ??? ?????? "???????"
2013/2014.
?????
??? ?????? ??? ??????? ????? ???????? ?????? ?????? ?? ?????? ??????.
??????? ????? ?? ??? ?????? ?????????? ???? ?????? ?????????? ???????
??????????? 2019.
???????? ????? ?????
(??????? ??????? 2015
??????? ???? ???
??????? ????? ?????? ?????????? ??? ???????? ???????? 2011.
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->DAFTAR PUSTAKA
BERBAHASA INDONESIA<!--[if supportFields]>ADDIN
Mendeley Bibliography CSL_BIBLIOGRAPHY
A. Ghaffar, Nurkhalis, Al-Kabus
(Analisis Sosiologi Sastra Pada Cerpen Karya Najib Kailani), Laporan Penelitian
Mandiri, UIN Alauddin Makassar, 2021
Durkheim, The Rules Of Sociological Method and Sel