Belajar Bijak (10)

  • 09:29 WITA
  • Administrator
  • Artikel

If your life is a book, what will the title be? Sebuah pertanyaaan lama yang selalu terbarukan karena kedalaman maknanya yang dikirim oleh teman di sebuah group WA. Pertanyaan yang bernuansa semboyan ini sebenarnya bisa dijawab dengan cara mengikuti alur susunan sebuah buku ditulis; Apa kata pengantar hidup anda? Seperti apa susunan daftar isi kehidupannya? Bagaimana cerita bab pertamanya? Hidup anda berada di bab berapa sekarang? Kira-kira apa kesimpulan dari buku kehidupan anda, dan referensi kehidupan anda dari mana saja?

Dalam tradisi menulis, judul bisa terformat kapan saja, karena judul hanya membungkus tema utama yang terusung dalam tulisan. Judulpun bisa berubah, seiring dengan perjalanan tulisan itu. Sekarang tulisan kehidupan sudah berjalan, kita sudah menulis bab demi bab tentang kehidupan kita; menulis di pikiran, di kenangan, di harapan, di kesedihan, di kegembiraan, atau di impian. Mungkin ada yang menulisnya secara mendalam, atau ada yang menulisnya dengan cara selayang pandang. Tapi semua sudah memperkirakan judulnya karena sejatinya tulisan kehidupan kita sudah berbentuk, mungkin akan berubah sedikit, mungkin juga tidak.

Kalau anda bertanya, apa judul buku kehidupan saya. Saya bertanya balik, bukankah saya sudah menulisnya? Melawan Takdir. Tapi seiring waktu berjalan, banyak gugatan terhadap relevansi judul ini untuk dipertahankan. Saya merespon bahwa buku itu adalah penyambung kehidupan, perekat hubungan, kendaraan ingatan untuk berselancar, dan wisata rohani yang tidak terkunjungi oleh jasad. Jadi buku itu tidak pernah mati, dan setelah terbit isinya mengandung kekekalan.

Dari persepktif buku itulah dipahami bahwa diri manusia tidak pernah mati, minimal selalu hadir dalam memori yang berpindah dari generasi ke generasi. Itulah, tugas kita memberi judul yang tepat untuk membungkus pembacaan orang terhadap kehidupan kita, tentunya juga sebagai ibrah bagi pembacanya. Now, what is the title of your life book?